SUARA.NABIRE - Bagi pencinta olahraga balap motor di kota Nabire bahkan di Papua, nama "Sari Saraka" bukanlah sosok yang asing. Betapa tidak, bapak dari 4 anak ini sudah memiliki segudang pengalaman di dunia balap motor lintasan aspal (road race) dan lintasan lumpur (grasstrack) bersama saudaranya: Asiz dan Hamzah Saraka.
Pria asal Bugis yang dilahirkan dan dibesarkan di kota Nabire ini awalnya mengikuti jejak sang kakak, Asiz Saraka, yang merupakan pembalap motor pertama di Nabire yang pada masanya selalu tampil sebagai juara 1 dalam setiap ajang kejuaraan grasstrack baik di tingkat lokal maupun Provinsi.
Sari sendiri memulai kariernya di dunia balap motor adalah sejak tahun 1998. Berbagai kejuaran balap motor baik di tingkat lokal, tingkat Provinsi hingga ke tingkat Nasional pernah diikuti Sari.
Ketika ditemui pada Selasa (23/06/2020) di bengkelnya, Sari bercerita bahwa perjalanan menjadi pembalap penuh dengan perjuangan dan banyak resiko yang harus dilalui. Ditambah lagi dengan kurangnya dukungan finansial.
"Saya memulai karir balap waktu itu cukup jatuh bangun karena kami ini dari keluarga yang pas-pasan. Dukungan finansial kurang, dan waktu itu kami dengan teman-teman memulainya dengan balapan liar di jalan yang penuh dengan resiko", ujar bapak yang memiliki nama lengkap M. Syahrir Saraka.
Terkait usaha bengkel motor yang dimiliki sekarang, Sari mengatakan bahwa memiliki bengkel motor sendiri seperti yang sudah berjalan saat ini, juga dimulai dari nol.
Suasana di Bengkel Akart (Foto:AB)
"Waktu itu saya mulai dari nol, saya dan saudara saya awalnya membuka bengkel di rumah sendiri. Setelah itu karena belum punya modal yang cukup, saya ikut membantu abang-abang di Karang Tumaritis, seperti abang Maming dan Cakra," demikian dikatakan Sari yang saat ini berusia 41 tahun.
Setelah bekerja dengan orang sambil mengumpulkan modal yang cukup, barulah pada tahun 2015, Sari mulai merintis bengkel sendiri yang diberi nama "Akart" yang merupakan kepanjangan dari "Anak Karang Tumaritis". Bengkel Akart terletak setelah tikungan Pasar Karang Tumaritis, jalan arah ke Batalyon, sebelah kiri jalan.
Untuk masyarakat kota Nabire dan sekitarnya, bengkel Akart merupakan bengkel motor terbesar dan cukup terkenal. Bahkan melalui bengkel ini, banyak pembalap-pembalap lokal bermunculan.
Aktivitas Sari Saraka di bengkel Akart (Foto:AB)
Ketika ditanya soal dampak dari pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial akibat virus corona terhadap usahanya, Sari mengatakan bahwa kebijakan tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatannya.
"Sepertinya Pemerintah Daerah belum siap dengan kebijakan yang diberlakukan. Kalo menurut saya, sebelum memutuskan kebijakan, seharusnya pemerintah memperhatikan dampaknya bagi kami para usahawan" ujar Sari.
"Pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial sangat mempengaruhi pendapatan kami, apalagi waktu semuanya di tutup jam 02.00 Wit, itu sangat memberatkan kami. Tapi untunglah saat ini sudah bisa dibuka sampai jam 06.00," demikian tegas Sari Saraka yang merupakan mantan pembalap motor Nabire yang paling banyak mengikuti turnamen balap di luar daerah (Red).
Tidak ada komentar
Posting Komentar