Pasalnya mereka menilai hasil seleksi Sekolah Inspektur Polisi (SIP) yang dikeluarkan oleh Polda Papua tidak sejalan dengan Program Afirmasi Otsus yang sebelumnya dijaminkan kepada mereka.
Salah seorang anggota Polisi OAP mengatakan bahwa hasil tersebut harus dibatalkan mengingat tidak sejalan dengan afirmasi Otsus yang sebelumnya digadang-gadang bisa menjamin kelulusan semua anggota Polisi OAP.
"Mana afirmasi Otsus yang kalian bicara. Ini kami tidak lulus. Kami sudah dijamin akan lulus dengan program afirmasi Otsus , kenapa hanya sedikit yang lulus. Kami tidak terima. Hasil ini harus dibatalkan," demikian teriak salah seorang anggota polisi OAP dengan penuh kekecewaan.
Puluhan Polisi OAP Protes di Polda Papua
Salah seorang lagi mengatakan bahwa anggota polisi OAP mendapat ketidakadilan dan diskriminasi dari hasil seleksi yang dikeluarkan. “Masakan dari 150 orang yang ikut, hanya 41 anggota yang lulus? Stop adanya perlakuan diskriminasi bagi kami Orang Asli Papua disini," tegasnya.
"Sudah jelas-jelas, 150 orang yang semestinya adalah bagian dari afirmasi Otsus dan bukan regular, tetapi malah adanya ketidakadilan yang terjadi begitu saja bagi hak-hak kami Orang Asli Papua,” demikian ucap seorang lagi dengan kesal. (Red)
Salah seorang anggota Polisi OAP mengatakan bahwa hasil tersebut harus dibatalkan mengingat tidak sejalan dengan afirmasi Otsus yang sebelumnya digadang-gadang bisa menjamin kelulusan semua anggota Polisi OAP.
"Mana afirmasi Otsus yang kalian bicara. Ini kami tidak lulus. Kami sudah dijamin akan lulus dengan program afirmasi Otsus , kenapa hanya sedikit yang lulus. Kami tidak terima. Hasil ini harus dibatalkan," demikian teriak salah seorang anggota polisi OAP dengan penuh kekecewaan.
Puluhan Polisi OAP Protes di Polda Papua
Salah seorang lagi mengatakan bahwa anggota polisi OAP mendapat ketidakadilan dan diskriminasi dari hasil seleksi yang dikeluarkan. “Masakan dari 150 orang yang ikut, hanya 41 anggota yang lulus? Stop adanya perlakuan diskriminasi bagi kami Orang Asli Papua disini," tegasnya.
"Sudah jelas-jelas, 150 orang yang semestinya adalah bagian dari afirmasi Otsus dan bukan regular, tetapi malah adanya ketidakadilan yang terjadi begitu saja bagi hak-hak kami Orang Asli Papua,” demikian ucap seorang lagi dengan kesal. (Red)
Tidak ada komentar
Posting Komentar